Jakarta–
PS5 Pro dianggap sebagai konsol yang terlalu mahal, karena selisih harganya terlalu jauh dengan PS5. Ditambah lagi, dari video yang dipamerkan Sony, perbedaan kualitas grafisnya tidak terlalu kentara. Masa sih?
Mungkin Sony memang membuat kesalahan di PS5 Pro, namun kesalahan itu bukan pada harga jualnya — karena mereka bisa saja kemudian menurunkan harga konsol tersebut.
Kesalahan Sony itu, menurut The Verge, adalah memilih YouTube sebagai platform untuk memamerkan perbedaan kualitas grafis PS5 Pro dengan PS5. Pasalnya, YouTube mengkompresi video agar lebih ringan bagi penggunanya.
Namun hal tersebut menurunkan kualitas video yang ditampilkan, sehingga perbedaan kualitas grafis PS5 dan PS5 tidak terlalu kentara. The Verge mendapat akses ke “file mentah” presentasi Sony tersebut dengan ukuran file 5,3GB, dan saat ditonton di layar OLED 4K, dan menurut mereka, perbedaan kualitas grafisnya cukup signifikan.
Hanya saja, perbedaan yang signifikan itu hanya terjadi jika membandingkan grafis PS5 Pro dengan grafis PS5 dalam mode “performance” yang lebih mengutamakan frame rate ketimbang kualitas gambar.
Jika perbandingannya dilakukan dengan mode “fidelity”, perbedaannya memang menjadi semakin sedikit.
Perbedaan antara PS5 dan PS5 dari sisi spesifikasi yang terpaut jauh ada di sektor grafis. PS5 Pro punya compute unit yang 67% lebih banyak dan bandwidth memori yang 28% lebih besar. Proses renderingnya dijanjikan menjadi 45% lebih cepat.
PS5 Pro juga dilengkapi ray tracing yang lebih canggih. Namun yang paling menarik semestinya adalah PlayStation Spectral Super Resolution (PSSR), yang merupakan fitur upscaling Sony, mirip dengan DLSS milik Nvidia ataupun FSR milik AMD.
Dengan PSSR, grafis bisa di-render dalam resolusi lebih kecil sehingga bisa didapat frame rate yang lebih rendah, namun dilakukan upscaling saat ditampilkan ke layar. Sehingga frame rate yang didapat bisa tetap tinggi meski pengaturan kualitas grafisnya tetap tinggi.
(asj/asj)