Jakarta–
Peneliti keamanan di Kaspersky menemukan malware, atau tepatnya spyware, bernama Mandrake bersembunyi di dalam aplikasi yang ada di Google Play.
Spyware ini ditemukan di aplikasi aset kripto, astronomi, dan alat utilitas, yang tersedia resmi di dalam Google Play. Parahnya, Mandrake ini sudah tersedia selama dua tahun dan diunduh sebanyak 32 ribu kali.
Sampel yang diteliti oleh Kaspersky menampilkan teknik pengaburan dan penghindaran tingkat lanjut, yang memungkinkannya agar tetap tidak terdeteksi oleh vendor keamanan.
Menariknya, Mandrake ini sama sekali bukan spyware baru. Aksinya pertama diketahui pada tahun 2020 oleh BitDefender, yang saat itu menemukan kalau spyware ini menginfeksi dalam dua gelombang besar.
Aplikasi yang disusupi Mandrake pertama tersedia di Google Play antara tahun 2016-2017, dan kemudian muncul lagi antara tahun 2018-2020. Dan, kemampuan pamungkas spyware ini adalah bisa beroperasi tanpa terdeteksi oleh Google, yang kemudian bisa menginfeksi pengguna dalam jumlah besar mencapai ratusan ribu korban selama empat tahun.
Malware spionase ini kemudian ditemukan lagi oleh peneliti Kaspersky pada April 2024 dengan kemampuan yang lebih canggih.
“Sampel baru ini menampilkan teknik pengaburan dan penghindaran tingkat lanjut, termasuk mengalihkan fungsi berbahaya ke pustaka asli yang dikaburkan menggunakan OLLVM, menerapkan penyematan sertifikat untuk komunikasi yang aman dengan server perintah dan kontrol (C2), dan melakukan pemeriksaan ekstensif untuk mendeteksi apakah Mandrake beroperasi pada perangkat yang di-rooting atau dalam lingkungan yang diemulasi,” tulis Kaspersky dalam keterangan yang diterima detikINET.
Aplikasi yang disusupi oleh Mandrake kali ini semuanya dipublikasikan di Google Play pada tahun 2022. Aplikasi-aplikasi tersebut disajikan sebagai aplikasi berbagi file melalui Wi-Fi, aplikasi layanan astronomi, game Amber for Genshin, aplikasi aset kripto, dan aplikasi dengan teka-teki logika. Hingga Juli 2024, tidak ada satu pun aplikasi ini yang terdeteksi sebagai malware oleh vendor mana pun, menurut VirusTotal.
Meski kini sudah tak lagi ada di Google Play, aplikasi tersebut sudah tersedia dalam waktu yang lama, dan paling banyak diunduh di Kanada, Jerman, Italia, Meksiko, Spanyol, Peru, dan Inggris.
“Setelah menghindari deteksi selama empat tahun dalam versi awalnya, kampanye Mandrake terbaru tetap tidak terdeteksi di Google Play selama dua tahun berikutnya. Hal ini menunjukkan keterampilan canggih dari pelaku ancaman yang terlibat. Hal ini juga menyoroti tren yang meresahkan: seiring pengetatan pembatasan dan pemeriksaan keamanan yang semakin ketat, kecanggihan ancaman yang lolos menembus toko aplikasi resmi meningkat, sehingga semakin sulit dideteksi,” kata Tatyana Shishkova, peneliti keamanan utama di GReaT (tim riset dan analisis global) Kaspersky.
(asj/asj)